" UPDATE >>>Arema Indonesia mengeluhkan kondisi rumput lapangan stadion Siliwangi yang dalam keadaan rusak berat setelah digunakan selama tiga hari untuk event KICKFEST 2010. Kondisi rumput lapangan dalam keadaan rusak berat, tanah bercampur lumpur menutupi rumput stadion. Arema bertandang ke Bandung untuk melakoni leg kedua perempat final Piala Indonesia 2010. Di leg pertama yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Arema unggul telak 3-0.

21 Juli 2010

Piala Indonesia: Arema Indonesia Gilas Persib

Satu kaki Arema Indonesia berada di semifinal Piala Indonesia usai melumat Persib Bandung 3-0 pada laga pertama 8 Besar Piala Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 18 Juli 2010.

selengkapnya......

30 Juni 2010

Pesta Arema di Afsel

Monday, 28 June 2010 (www.seputarindonesia.com)

JOHANNESBURG (SI) – Selebrasi Arema Indonesia bukan hanya di Malanga. Pesta Singo Edan merebut trofi Djarum Indonesia Super League (DISL) berlanjut di Soccer City, Johannesburg, Minggu (27/6).

Baca Juga : Ada Aremania di Loftus Versfeld

Harie Pandiono yang membawa bendera kampiun DISL berkibar ke Soccer City. Pria yang bekerja sebagai Senior Project Admin/Cost Control Manager Freeport McMoRan Copper & Gold Inc di Kongo (DRC) itu rela membawa spanduk raksasa bertuliskan ’’Arema Indonesia’’ seberat 12 kg dengan ukuran 6 x 8 meter ke Afrika Selatan (Afsel). Spanduk supergede ini sukses dipasang di tribune penonton. Sayang, tak lama berselang datang polisi dan meminta Harie menurunkan spanduk. Alasannya: mengganggu orang lain karena menjuntai melewati tinggi tribune. Namun, polisi membiarkan Harie melambai-lambaikan bendera Arema sepanjang laga Los Albicelestes, julukan Argentina, kontra El Tri––julukan Meksiko.

Rasa bangga terpancar jelas di wajah Harie, yang merupakan salah satu penggemar fanatik klub besar asal Kota Malang itu. Matanya berbinar ketika menyaksikan bendera Arema bisa bersanding dengan bendera Argentina dan Meksiko. ”Meski timnas Indonesia gagal di kualifikasi, yang penting bendera Arema telah ditancapkan,” tandasnya. Penasaran dengan bendera yang berbeda itu, banyak suporter bahkan ofisial FIFA bertanya kepada Harie. Setelah dijelaskan bahwa Arema adalah juara DISL, Harie malah kebanjiran permintaan foto bareng. ’’What is your team?” tanya seorang suporter Argentina kepada Harie. ”My team is in my heart, even they not here,” ujar pria berusia 46 tahun itu. Lalu, seorang wartawan Jepang menghampiri.

’’That’s the flag of the Indonesia Crazy Lion (Singo Edan),” ucapnya. Sehari sebelumnya Harie juga sukses menyebarkan ’’Salam Satu Jiwa’’ di Stadion Royal Bafokeng. Ketika para pemain Ghana dan Amerika Serikat saling bunuh untuk tiket ke perempat final, Harie tak lelah mengibarkan bendera Arema di stadion di Kota Rustenburg itu. Sebelum diterbangkan ke Afsel, bendera Arema terlebih dahulu mengangkasa di Sudan, Ethiopia, dan Ghana. ’’Saya ingin menunjukkan bahwa seorang suporter bisa mewakili Indonesia di Piala Dunia dengan membawa spanduk dan bendera klub juara DISL,” ujar Harie, yang menghabiskan USD4.000 sebagai cost misinya ke Afsel dari DRC.

Pemasangan spanduk raksasa Arema di tribune Soccer City dibantu seorang warga Indonesia, Samuel Tirayoh, yang sengaja datang ke Afsel untuk menyaksikan laga Piala Dunia 2010. Pesan yang ingin disampaikan Harie dkk adalah banyak masyarakat Indonesia yang peduli dengan kemajuan sepak bola nasional.Warga Indonesia rindu terhadap prestasi tim Merah Putih. Dengan dukungan lebih dari 200 juta penduduk, apakah terlalu muluk bila menyimpan harapan bisa melihat bendera Indonesia berkibar di Piala Dunia suatu saat nanti? Only time will tell. (hanna farhana)

selengkapnya......

Ada Aremania di Loftus Versfeld

Laporan dari Afsel

Doni Wahyudi - Piala Dunia
detiksport/Rachmadin Ismail

Pretoria - Di tengah ribuan fans Jepang dan Paraguay di Loftus Versfeld Stadium, ada spanduk bercorak biru dengan gambar kepala singa yang sangat saya kenal. Tak salah lagi, itu memang bendera Aremania.

Harie Pandiono. Demikian pria pengibar bendera Aremania itu memperkenalkan diri pada saya. Di tengah hawa dingin yang mulai merayapi Pretoria di waktu malam, Harie bercerita soal misi besar yang dia bawa ke Afrika Selatan.

Baca Juga : Pesta Arema di Afsel

"Saya datang ke sini sekaligus membawa pesan buat seluruh suporter di Indonesia. Saya ingin mereka belajar bagaimana menonton pertandingan sepakbola profesional yang mendunia," ujar Harie pada saya sambil berjalan meninggalkan Loftus Versfeld.

"Kita semua bisa lihat di Piala Dunia ini. Mana ada fans yang ngamuk, berdiri di kursi, ngerusak atau melakukan aksi lain yang destruktif saat timnya kalah," lanjut pria yang datang dengan dandanan nyentrik berupa wig berwarna mentereng itu.

Meski kini tinggal dan bekerja di Kongo, Harie mengaku masih menjadi fans setia Arema Malang, klub juara Indonesia Super League di musim yang baru saja berlalu.

Pria yang kini bekerja untuk Freeport itu tak cuma menyindir prilaku fans Indonesia. PSSI yang tak kunjung berprestasi, apalagi lolos ke Piala Dunia, juga jadi sasaran kritiknya.

"Ini juga sebagai kritik buat timnas (Indonesia). Biar mereka lihat kalau ada suporternya bisa datang dengan biaya sendiri tapi timnasnya kenapa tak bisa. Padahal mereka punya uang untuk itu (melakukan pembinaan pemain)," tutup Harie, yang selama di Afrika Selatan total akan menyaksikan delapan pertandingan tersebut.

Harie tak cuma membawa bendera yang menunjukkan identitasnya sebagai seorang Aremania. Soalnya dia juga membawa spanduk besar yang berukuran 6 x 8 meter yang sempat dia pajang di beberapa stadion yang disambangi.

Karena spanduknya itu, Harie juga sempat nyaris bermasalah dengan seorang petugas keamanan FIFA. Mungkin dicurigai membawa spanduk terkait organisasi non sepakbola yang memang dilarang masuk stadion, Harie tak bisa leluasa memamerkan klub kebanggaannya.

"Saya pernah ditanya sama seorang petugas keamanan FIFA terkait spanduk dan bendera ini. Tapi setelah dijelaskan kalau ini adalah tim sepakbola juara liga di Indonesia, mereka bisa mengizinkan saya," pungkas Harie.

selengkapnya......

07 Juni 2010

Arema Indonesia Terima Trofi Juara

Muhammad Aminudin - detiksport

Malang - Sah sudah Arema Indonesia Malang menjadi juara Liga Super Indonesia musi 2009-10. Pada Minggu (6/6/2010), 'Singo Edan' menerima trofi juara dari Menegpora Andi Mallarangeng.

Ini adalah kali pertama Arema menjadi juara sepakbola Indonesia dalam waktu 17 tahun. Pasalnya, tim kebanggaan 'Kera Ngalam' itu terakhir jadi juara tahun 1992-93 di era Galatama.

Puluhan ribu Aremania, julukan suporter Arema Indonesia, memadati Stadion Kanjuruhan, sejak Minggu (6/6/2010) siang, menyambut pemberian trofi juara Liga Super.

Dengung lagu Arema sudah juara terus bergema di Stadion Kanjuruhan. Lagu itu dinyanyikan Aremania menjelang penyerahan trofi. Setelah itu, trofi diarak oleh para punggawa Arema mengitari penjuru stadion.

Seluruh punggawa Tim 'Singo Edan' naik ke panggung penghormatan untuk menerima medali dari Menegpora. Dikukuhkan menjadi tim terbaik ISL 2010, Arema menerima uang sebesar Rp 2 miliar.

Dalam penyerahan trofi yang digelar sebelum pertandingan perang bintang ini, Menegpora Andi Mallarangeng didampingi Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, Direktur BLI Andi Darussalam dan Sekjen PSSI Nugraha Besoes.

Sebelumnya, juga dilakukan penyerahan penghargaan fair play kepada Eduard Ivakdalam (Persipura Jayapura) di kategori pemain dan Sriwjaya FC di kategori tim. Penghargaan top skorer untuk Aldo Barreto yang mengantongi 19 gol, dan pemain terbaik ISL 2009-2010 yaitu Kurnia Mega, kiper Arema Indonesia.

Penghargaan juga diberikan kepada runner-up ISL 2010, yakni Persipura Jayapura. Selain trofi, tim besutan Jakcsen F Tiago ini menerima uang sebesar Rp 1 miliar

selengkapnya......

01 Juni 2010

ISL : Sempurna, Arema

Reporter Kris Fathoni W - detiksport
Arema Indonesia menutup musim dengan sempurna. Di laga terakhir, tim yang sudah dipastikan jadi jawara Liga Super Indonesia musim ini tersebut melumat tuan rumah Persija Jakarta dengan skor telak 5-1.

Tampil dijamu 'Macan Kemayoran' di stadion Gelora Bung Karno, Minggu (30/5/2010), Arema sudah unggul saat pertandingan baru berjalan tujuh menit. Persija lantas balas menekan dan relatif lebih banyak mencatatkan penguasaan bola.

Namun demikian, malapetaka datang untuk Persija setelah sebelum jeda Abanda Herman dikartu merah wasit yang juga memberi penalti untuk Arema. Dari titik putih Arema unggul 2-0.



Di babak kedua, Persija sempat memperkecil ketinggalan lewat Bambang Pamungkas. Tapi ketiadaan Abanda menyisakan lubang besar di pertahanan Persija dan memudahkan para pemain Arema menambah tiga gol di babak ini.

Pesta gol di markas Persija dalam laga terakhir ISL ini jelas kian membuat musim Arema bertambah manis karena sebelumnya mereka juga telah dipastikan menjadi juara usai mengimbangi PSPS Pekanbaru dengan skor 1-1 tengah pekan lalu.

Jalannya Pertandingan

M Yasir keluar dari sarang untuk mencoba menangkap bola yang sedang digiring Noh Alam Sah di menit ke-7. Dinilai melanggar, wasit memberikan tendangan bebas untuk Arema sedikit di luar kotak penalti.

Dari titik inilah kemudian gol tercipta. Esteban Guillen yang menjadi eksekutor dengan dingin mengirim bola melewati hadangan pagar pemain Persija untuk bersarang di tiang gawang bagian sudut. M Yasir sama sekali tak berkutik.

Beberapa menit kemudian Esteban kembali jadi pahlawan Arema setelah menyelamatkan gawang Arema. Dari sebuah tendangan bebas, Herman Abanda berhasil menanduk bola dengan kiper Iswan Karim sia-sia berusaha menjangkau bola. Alhasil bola meluncur ke arah gawang, kendati masih sigap dihadang Esteban.

Beberapa saat sebelum turun minum, Abanda Herman dikartu kuning oleh wasit setelah dinilai menyentuh bola di kotak terlarang dalam sebuah duel udara. Abanda tak terima dan terus-terusan memprotes wasit sampai tak mengindahkan ketika dilerai kapten Persija Bambang Pamungkas.

Akibat terus melakukan protes, secara ucapan mau pun aksi fisik, wasit pun melayangkan kartu merah untuk Abanda. Permainan kembali berjalan dan kemudian Pierre Njanka menggandakan skor untuk Arema setelah sepakannya dari titik putih tak kuasa ditahan M.Yasir.

Peluit tanda dimulainya babak kedua sedikit tertunda karena sebagian penonton yang memadati GBK mulai turun ke lintasan di belakang gawang, di mana mereka seharusnya tak boleh berada di area tersebut. Pihak panitia penyelenggara dan aparat keamanan pun tampak berkoordinasi agar situasi kembali kondusif dan laga bisa dilanjutkan.

Pada menit 54, Persija mendapatkan tendangan bebas. Pada percobaan pertama, sepakan Bambang Pamungkas masih membentur pagar pemain lawan. Bola memantul dan Firman Utina mendapat kesempatan kedua kendati sepakannya hanya membentur tiang gawang. Nyaris saja Persija menipiskan ketinggalan.

Bambang Pamungkas akhirnya memperkecil ketinggalan. Menerima umpan dari Firman Utina, BP tak terkawal dan langsung melambungkan bola di atas jangkauan Iswan Karim.

Akan tetapi, Arema lantas kembali melebarkan keunggulan. Dari sayap kanan, M.Ridwan melambungkan bola ke muka gawang Persija dan si kulit bundar coba dihalau Leo Tupamahu yang posisinya tepat di arah laju bola. Sial untuknya, bola luput dia sepak dan Roman Chmelo dengan mudah langsung menceploskan bola.



Giliran Noh Alam Shah kemudian menjebol gawang Persija pada menit 70. Menerima umpan terobosan, Noh Alam Shah dengan tenang mengirimnya ke tiang jauh tanpa bisa dihentikan kiper M.Yasir atau pun Leo Tupamahu yang berusaha mengejarnya.

Hanya beberapa menit kemudian, Roman membuat gol keduanya dalam pertandingan. Buruknya koordinasi pertahanan Persija membuat Roman berhasil menguasai bola di jantung pertahanan lawan sebelum menembak. 5-1 Arema.

Susunan Pemain:

Persija : M Yasir, Leo Saputra, Abanda Herman, Pepe Toure, Baihaki Khaizan (Erik Setiawan '68), Fahrudin Mutafic, Serge Emelue, Firman Utina, Agus Indra (Leonard Tupamahu '46), TA Mushafry, Bambang Pamungkas

Arema : Iswan Karim, Zulkifli, Pierre Njanka, Purwaka Yudi (Irfan Raditya '46), Benny Wahyudi, Esteban (Juan Revi '85), Ahmad Bustomi, M Ridhuan, Roman Chmelo, M Fahrudin, Noh Alam Shah

selengkapnya......

27 Mei 2010

Arema Juara Tanpa Harus Jadi Plat Merah

Toto Pribadi, Marco Tampubolon

VIVAnews - Arema Indonesia akhirnya tampil sebagai juara Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010. Arema membuktikan diri sebagai tim profesional yang mampu bersaing di kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional.

Meski berstatus liga profesional, tak bisa dimungkiri kalau sebagian besar peserta ISL 2009/2010 masih menggunakan dana APBD. Miliaran uang rakyat digunakan beberapa klub untuk membiayai perjalanan kompetisi mereka musim ini.

Baca Juga :
Arema Juara Liga Super Indonesia
Dahaga 21 Tahun terlampiaskan di Riau

Namun, Arema Indonesia tidak demikian. Tim berjuluk Singo Edan ini memilih untuk tidak membebani warga Malang dengan mencari sumber pendanaan sendiri meski ditinggal PT Bentoel Investama, Tbk, 2009 lalu.

Arema Indonesia merupakan klub yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Klub ini berdiri pada tanggal 11 Agustus 1987 dengan nama Arema Malang. Arema juga dijuluki 'Singo Edan' dan menjadikan Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana sebagai markasnya.

Sejak dilepas oleh PT Bentoel Investama, Tbk ke konsorsium pada 2009, Arema Malang resmi berganti nama menjadi Arema Indonesia. Arema Indonesia telah menjadi ikon warga Malang dan memiliki suporter fanatik berjuluk Aremania.

Arema sendiri mengawali kiprahnya di sepakbola nasional saat era Galatama. Namun di kancah kompetisi semi profesional ini, prestasi Singo Edan tidak pernah konsisten meski akhirnya mampu merebut trofi juara pada musim 1992/1993.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema tercatat 7 kali masuk putaran kedua. Pada 2003, kondisi keuangan Arema sempat mengalami kesulitan yang cukup parah sehingga kepemilikannya diakuisisi oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada putaran kedua.

Degradasi

Namun, langkah ini tak mampu menyelamatkan Arema dari jeratan degradasi. Singo Edan pun terpaksa turun kasta untuk musim selanjutnya.
Sejak dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat. Setelah berhasil kembali ke kasta tertinggi kompetisi nasional, Arema juga berhasil menjuarai Copa Indonesia 2005 dan 2006.

Di musim pertama Liga Super Indonesia (ISL) 2008/2009, Arema tak mampu berbuat banyak. Langkah Singo Edan boleh dikatakan terseok-seok meski akhirnya tetap bertahan di kasta tertinggi kompetisi nasional itu.
Musim ini, Arema kembali mendapat cobaan berat. Pada 3 Agustus 2009, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke konsorsium. Keputusan ini merupakan buntut penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk ke British American Tobacco.

Sempat muncul wacana untuk menggabungkan Arema dengan tim asal Malang lainnya, Persema dengan nama Malang United. Usulan ini tentu saja untuk memudahkan Arema agar mendapat suntikan dana dari APBD Malang.
Namun, tawaran ini ditolak oleh Aremania. Berbagai kegiatan dilakukan oleh Aremania untuk menyelamatkan tim kesayangannya itu. Salah satunya dengan menggalang pengumpulan dana dari masyarakat Malang serta pecinta Arema di Indonesia.

Untuk menghemat pengeluaran, manajemen tim asal Kota Apel ini pun terpaksa mengencangkan ikat pinggang dalam perburuan pemain. Manajemen Arema Indonesia memilih untuk memberdayakan pemain-pemain muda hasil binaan sendiri.
Sebut saja Dendi Santoso, Beny Wahyudi, Irfan Raditya, Kurnia Meiga, Sunarto dan Ahmad Bustomi. Mereka dipadu dengan beberapa pemain lokal senior dan legiun asing di bawah komando pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert.

Sempat muncul keraguan terhadap komposisi ini. Namun dengan mengandalkan permainan kolektivitas dan dukungan penuh dari Aremania, Arema Indonesia akhirnya menjadi tim yang perkasa dan berhasil mengunci gelar juara ISL musim ini.
rema memastikan gelar juara setelah menahan PSPS Pekanbaru 1-1 di Stadioan Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru, Rabu 25 Mei 2010. Dengan koleksi 70 poin dari 33 laga, Arema tak terkejar lagi oleh pesaingnya Persipura yang masih menyisakan satu pertandingan lagi.

selengkapnya......

26 Mei 2010

Arema Juara Liga Indonesia

VIVAnews - Arema Indonesia memastikan menjadi juara Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010. Skor 1-1 melawan PSPS Pekanbaru, cukup buat Arema menjadi pemuncak ISL musim ini.

Hingga peluit babak kedua ditiup, skor tidak berubah seperti di babak pertama yakni 1-1. Penonton yang sebagian besar didominasi pendukung tuan rumah menjadi saksi ekspresi kegembiraan Arema di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru, Rabu 26 Mei 2010.

Pendukung tim Singo Edan juga tak kuasa meluapkan kegembiraan. Meski pertandingan di babak kedua sempat diwarnai adu jotos dari dua kesebelasan.

Gol pertama pertandingan ini dicetak striker Arema M. Noh Alam Shah. Gol di menit ke-39 itu hasil umpan cantik dari Muhamad Ridhuan.

PSPS Pekanbaru membalas lewat hadiah penalti setelah dijatuhkannya Putut Waringin Jati oleh pemain Arema asal Kamerun, Pierre Njanka. Eksekusi penalti di menit ke-47 oleh Dzumafo Herman Epandi mengubah skor menjadi 1-1.

Kedudukan ini tak berubah sampai akhir pertandingan. Alhasil, Arema menjadi juara Liga Super Indonesia.

Arema meraih 70 poin dari 33 laga. Tak terkejar lagi oleh rival terdekatnya, Persipura Jayapura yang hanya bisa meraih poin maksimal 69. (one)

Laporan: Ali Azumar l Pekanbaru

selengkapnya......