Laporan dari Afsel
Doni Wahyudi - Piala Dunia
detiksport/Rachmadin Ismail
Pretoria - Di tengah ribuan fans Jepang dan Paraguay di Loftus Versfeld Stadium, ada spanduk bercorak biru dengan gambar kepala singa yang sangat saya kenal. Tak salah lagi, itu memang bendera Aremania.
Harie Pandiono. Demikian pria pengibar bendera Aremania itu memperkenalkan diri pada saya. Di tengah hawa dingin yang mulai merayapi Pretoria di waktu malam, Harie bercerita soal misi besar yang dia bawa ke Afrika Selatan.
Baca Juga : Pesta Arema di Afsel
"Saya datang ke sini sekaligus membawa pesan buat seluruh suporter di Indonesia. Saya ingin mereka belajar bagaimana menonton pertandingan sepakbola profesional yang mendunia," ujar Harie pada saya sambil berjalan meninggalkan Loftus Versfeld.
"Kita semua bisa lihat di Piala Dunia ini. Mana ada fans yang ngamuk, berdiri di kursi, ngerusak atau melakukan aksi lain yang destruktif saat timnya kalah," lanjut pria yang datang dengan dandanan nyentrik berupa wig berwarna mentereng itu.
Meski kini tinggal dan bekerja di Kongo, Harie mengaku masih menjadi fans setia Arema Malang, klub juara Indonesia Super League di musim yang baru saja berlalu.
Pria yang kini bekerja untuk Freeport itu tak cuma menyindir prilaku fans Indonesia. PSSI yang tak kunjung berprestasi, apalagi lolos ke Piala Dunia, juga jadi sasaran kritiknya.
"Ini juga sebagai kritik buat timnas (Indonesia). Biar mereka lihat kalau ada suporternya bisa datang dengan biaya sendiri tapi timnasnya kenapa tak bisa. Padahal mereka punya uang untuk itu (melakukan pembinaan pemain)," tutup Harie, yang selama di Afrika Selatan total akan menyaksikan delapan pertandingan tersebut.
Harie tak cuma membawa bendera yang menunjukkan identitasnya sebagai seorang Aremania. Soalnya dia juga membawa spanduk besar yang berukuran 6 x 8 meter yang sempat dia pajang di beberapa stadion yang disambangi.
Karena spanduknya itu, Harie juga sempat nyaris bermasalah dengan seorang petugas keamanan FIFA. Mungkin dicurigai membawa spanduk terkait organisasi non sepakbola yang memang dilarang masuk stadion, Harie tak bisa leluasa memamerkan klub kebanggaannya.
"Saya pernah ditanya sama seorang petugas keamanan FIFA terkait spanduk dan bendera ini. Tapi setelah dijelaskan kalau ini adalah tim sepakbola juara liga di Indonesia, mereka bisa mengizinkan saya," pungkas Harie.
30 Juni 2010
Ada Aremania di Loftus Versfeld
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar